
Assalamua’alaikum Wr Wb
Essy hanya mengangguk pertanda sudah mengerti. Ia kini memberi seulas senyum kepada cowok itu. Sampai-sampai cowok itu hampir tak sadarkan diri, ia tak mengerjapkan mata sekali pun. “Denni.” Panggilnya pelan sambil melambaikan tangannya tepat di depan mata cowok itu. “apa ada yang salah?” Tanya sedikit khawatir.
“oh. Ti…ti…tidak.” Jawab Cowok itu terbata-bata. Ia hampir meneteskan air liurnya melihat senyuman tadi.
Essy keluar dari ruangannya dan duduk di teras kelasnya sambil menunggu bell masuk berbunyi. “hhmmm…” desahnya pelan. Kenapa hari ini orang-orang pada aneh? Tanyanya dalam hati. Sesekali ia melirik jam tangannya. “seharunya sudah masuk, tapi kok bellnya tidak berbunyi?” gumamnya dalam hati. Ia masuk dan menanyakannya kepada teman kelasnya.
“Eni, apa hari ini kita tidak belajar?”
“Tidak, kita hari ini di khususkan untuk berjalan-jalan mengelilingi gedung sekolah. Minggu depan baru kita efektif belajarnya. Dan besok guru hanya akan masuk untuk berkenalan dan memberitahu kita situs mereka masing-masing karena kita sekarang belajar secara online.” Jelas Eni.
“oh.” Essy langsung keluar dari ruang kelasnya dan berjalan menuju mading. Dan setiap kelas mempunyai mading masing-masing yang bisa di akses oleh anak kelas itu sendiri. Baik untuk memberi pengumuman atau memamerkan hasil karya mereka.
“wah, sekolah ini benar-benar sekolah yang elit, madingnya saja menggunkan mading elektronik dan juga punya majalah elektonik yang akan di terbikan setiap dua kali dalam seminggu.” Katanya pelan karena takjub dengan sekolahnya yang sekarang.
Hampir semua anak memegang dan sibuk dengan laptop yang berada di depannya masing-masing. Setiap pohon yang ada di depan semua kelas akan selalu ada penghuninya (bukan hantu lho melainkan manusia).
Tanpa sadar Essy sudah berada di lantai tiga gedung sekolah. Ia berjalan menelusuri depan kelas dan sekarang ia semakin takjub karena tak ada satu orang siswa pun yang menganggur, mereka mempunyai laptop masing-masing di depannya.
Tiba-tiba langkahnya terhenti, ia melihat pemandangan yang masih begitu alami di taman belakang sekolahnya. Sangat indah dan asri sebuah taman yang dirawat dengan semaksimal mungkin.
“ck…ck…” Essy berdecak kagum melihat pemandangan yang indah itu. “mmmnn… ada kursi dan meja juga?” gumamya pelan menuju kursi dan meja yang sudah tertata rapi. Dan setiap kursi dan meja sudah ada namanya masing-masing. Dan semuanya milik kelas XII.
Gadis itu pun langsung berlari turun menuju lantai dasar. Ia berlari menuju belakang gedung sekolah. Entah apa yang ia cari. Langkahnya terhenti seketika di bawah pohon yang tumbuh dengan rindangnya. Di bawahnya ada 4 kursi yang terbuat dari beton dan sudah mempunyai nama masing-masing.
Ia pun melangkahkan kakinya ke sebuah pohon yang tak jauh dari pohon yang tadi. “kursi ini belum punya nama bahkan pohonnya pun masih utuh.” Pikirnya.
Tanpa berpikir panjang ia mengeluarkan sebuah spidol permanen dari dalam tasnya. Ia menulis nama dan kelasnya sendiri sama seperti kursi yang di bawah pohon tadi.
Sebuah senyum puas tertera di bibir tipis gadis cantik itu. Di bawah pohon itu ada enam kursi yang dibuat dari beton dan satu kursi sudah terisi dengan namanya. Tinggal lima kursi yang masih kosong.
Beberapa pohon juga terlihat masih utuh dan belum berpenghuni. Ia mengeluarkan sebuah hp dari tasnya dan mengambil beberapa gambarnya sendiri yang sedang duduk manis di kursi yang sudah ia tulis dengan namanya sendiri. Setelah berhasil mengambil beberapa gambar ia langsung meng-uploadnya.
Tidak perlu menunggu satu menit untuk meng-upload semua foto-foto yang di masukkan ke dalam sebuah situs pribadinya. Sementara teman-temannya sibuk membayar dan membuat user dengan hanya 100 ribu untuk setiap anak setiap tahunnya untuk bisa mengakses internet secara lancar.
Tapi lain halnya dengan gadis satu ini, ia hanya duduk diam asalkan ada sinyal wireless yang bisa tertangkap oleh hp atau pun laptopnya ia bisa mengakses internet secara gratis dan cepat tanpa perlu sibuk mendaftar. Aplikasi yang dibuat bersama teman-teman clucomnya sudah berhasil digunakan dan hanya dia dan anggota clucom lain yang bisa menggunan aplikasi tersebut. Sekali pun bisa di ambil oleh orang luar, akses internetnya juga akan gagal.
Wassalamu’alaikum Wr wb
*TBK ‘2014